Thursday, January 1, 2009

Kereta Ekonomi - Pengalaman Perjalanan

Desember 31.08.2008

Semarang - Tegal, Untuk menempuh perjalanan dari Semarang ke Tegal atau sebaliknya ada beberapa alternatif transportasi yang dapat dipakai.
1. Kendaraan pribadi (Sepeda Motor/Mobil)
2. Kendaraan Umum (BUS dan Kereta Api)

Dari kedua Alternatif pilihan tersebut hari ini saya memilih alternatif kedua Kereta api. Jam 12.45 siang tiba di stasiun poncol semarang setelah perjalanan 3.5 jam naik bis dari Kota Yogyakarta.

Untuk mengejar waktu acara tahun baru di rumah kereta api jadi pilhan saya, beruntung sekali jadwal kereta api ekonomi khusus semarang - tegal berangkat jam 13.05, antrian di loket pembelian tiket sangat panjang, dalam hati jangan jangan tidak dapat tiket nih terlanjur berangkat dulu keretanya.

Harap harap cemas bisa dapat tiket sebelum kereta berangkat, sampai 13.06 masih dalam antrian, tapi karena kereta belum tiba maka masih ada kesempatan untuk dapat tiket. 13.08 dapat tiket dengan membayar Rp. 16.000,00 (Rp. 13.000,00 untuk anak2) kereta belum juga tiba. Seraya menunggu saya beli oleh2 khas semarang WINGKO dan air minum botol untuk bekal sepanjang perjalanan.

Pukul 13.12 dari kejauhan terdengar suara kereta dan para penumpang mulai antri di pinggir jalur kereta. Penumpang sangat padat dan berlomba naik berharap bisa dapat tempat duduk, semua gerbong kereta sudah penuh dan masih ada beberapa yang masih belum naik, terpaksa bergantung di depan pintu. Kurang nyaman melihat penumpang yang duduk di depan pintu saya kemudian bertanya ke petugas "pak bagaimana nih, muat tidak penumpangnya?, sudah tidak ada tempat lagi di dalam" kemudian petugas itu langsung menjawab "mari pak" sambil mengajak saya menuju gerbong terakhir dan mempersilahkan saya untuk masuk ruang masinis kereta, "saya naik disini pak?" " ya, disini aja pak" langsung aja masuk ke dalam.

Karena di tempat lain sudah penuh saya langsung masuk ke ruang masinis kereta tapi tetap tidak ada tempat duduk juga, dalam hati tidak apa apalah, yang penting selamat sampai rumah.

Ketika hampir semua penumpang naik ke dalam kereta, dari luar terdengar suara anak kecil menangis sambil memanggil manggil ibunya. Melihat anak kecil menangis petugas bertanya kenapa menangis. ternyata ia kehilangan ibunya yang sebelum naik kereta masih ada. Petugas lewat megaphone stasiun mengumumkan dan memanggil orang tua anak tersebut untuk turun kembali karena anaknya masih tertinggal di luar. sekitar 10 menit menunggu ternyata sang ibu tidak sadar anaknya ketinggalan diluar, akhirnya ibu dan anak disuruh turun dan tidak ikut naik kereta.

Keringat terlihat membasahi pakaian para penumpang, karena panas dalam kereta, bukan karean suhu udara dari luar saat itu tapi karena panas yang terjadi karena penumpang yang ada di dalam gerbong sangat banyak dan tanpa pendingin ruangan (maklum kelas ekonomi)

13.35 kereta pelan2 mulai berjalan meninggalkan stasiun poncol semarang, perjalanan biasanya akan ditempuh dalam waktu 2.5 jam dengan tidak ada gangguan di jalan. Setelah kereta berjalan panas dalam gerbong berkurang seiring hembusan udara dari pintu gerbong yang tidak ditutup.

Dalam Ruang kemudi gerbong bagian belakang saya bersama masinis berbincang bincang mengenai keadaan kereta ekonomi yang satu ini. Memang pada masa masa liburan hal ini akan selalu terjadi, karena banyak penumpang yang pulang dan naik kereta selain harga tiket lebih murah juga waktu tempuh yang jauh lebih cepat jika dibandingkan naik kendaraan lain.

E: Membludak juga ya pak penumpang kereta ini
Masinis : ya mas, seperti ini keadaannya kalau pada masa masa liburan tapi kalau hari biasa, tidak sepadat ini.
E: tidak ada rencana menambah gerbong lagi pak?
Masinis : ada mas, tapi masih dalam perbaikan, mungkin minggu depan sudah bisa beroperasi

Melihat ruang kemudi kereta saya terbayang dengan ruang sesempit itu bekerja sepanjang hari tanpa pendingin ruangan, hanya mengandalkan udara yang masuk dari jendela gerbong. Bravo buat masinis yang sehari harinya bekerja disana

Perjalanan sudah belangsung 1 jam, petugas pengecek tiket masuk ke ruang kemudi, mengecek apakah ada penumpang yang naik tanpa tiket. Setelah selesai mengecek petugas duduk di ruang masinis, membuka topi kerjanya dan menggunakannya sebagai kipas karena ruangan yang panas. Dengan suara keras "penumpangnya 680 orang" dan "bagusnya lagi tidak satupun yang tidak pakai tiket", apik iki, tenan apik.

Haaaaa.... terkejut saya mendengar cerita petugas itu, 680 orang dalam 3 gerbong kereta. berarti dalam satu gerbong ada lebih kurang 228 orang, tak terbayangkan sebelumnya jumlah sebanyak itu.

Sepanjang perjalanan beberapa kali kereta harus berhenti, untuk memberikan jalan bagi kereta bisnis dan eksekutif yang akan melintas, Kereta ekonomi akan selalu mengalah. setiap kali kereta berhenti di stasiun dan petugas stasiun mengumunkan bahwa kereta berhenti untuk memberi jalan ke kereta yang lain untuk lewat, serempak penumpang mengeluarkan suara "huuuuuuuuu...." kemudian ada celetuk dari penumpang "yo wis ngene iki wong cilik ngalah terus = ya sudah seperti ini orang kecil akan mengalah terus" setelah kereta yang lain lewat kemudian perjalanan dilanjutkan.

Setelah 3 jam perjalanan kereta sampai di kota tegal. penumpang turun, stasiun berubah menjadi seperti pasar yang membludak orang dan kontras di dalam gerbong kereta menjadi kosong.

Apapun yang berlangsung di dalam kereta selama perjalanan, setelah penumpang sampai dan turun yang keluar dari mulut mereka adalah rasa syukur karena dapat sampai dengan selamat. Saya sangat bersyukur bisa sampai dengan selamat, bisa mengalami naik kereta satu ruangan dengan masinis dan bisa leluasa melihat keluar dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan, bersyukur karena tidak setiap saat saya merasakan seperti yang dialami penumpang yang lain.

Terima Kasih Tuhan

No comments:

Post a Comment

Comment