Saturday, February 7, 2009

Suku Simalungun

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari Sumatera Utara, Indonesia. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Terdapat 4 marga (nama keluarga) asli suku Simalungun, yaitu Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba.

Baca Lebih Lengkap di suku_simalungun @ wikipedia

Marga Simalungun

Marga Simalungun merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai di belakang nama depan masyarakat Simalungun yang berasal dari daerah Kabupaten Simalungun.
Ada 4 marga asli dari Simalungun: Damanik, Purba, Saragih dan Sinaga. Keempat marga tersebut berasal dari marga raja-raja di Simalungun yang bermufakat untuk tidak saling menyerang.

Beberapa marga dari luar Simalungun kemudian menganggap dirinya sebagai bagian dari 4 marga tersebut ketika mereka menetap di Simalungun. Sebagai suku yang menganut Paterilinear, marga pada suku Simalungun diturunkan melalui garis Ayah, oleh karena itu orang yang memiliki marga yang sama dianggap sebagai kakak-adik sehingga tidak diperbolehkan untuk saling menikah.
Baca lebih lengkap Marga Simalungun @ wikipedia

Partuturan

Partuturan adalah cara suku Simalungun menentukan perkerabatan atau keteraturan yang merupakan bagian dari hubungan keluarga (pardihadihaon) dalam kehidupan sosialnya sehari-hari terutama dalam acara adat.

Baca lebih lengkap Partuturan @ wikipedia

Wednesday, February 4, 2009

PARNA

Parna Pomparan ni si Raja Naiambaton

Pomparan ni si Raja Naiambaton biasa disingkat menjadi PARNA, yaitu marga-marga yang dipercayai sebagai keturunan dari Raja Naiambaton yang karenanya tidak boleh menikah satu dengan yang lainnya. Hal ini dipertegas dalam tulisan-tulisan pustaha Batak yang berbunyi "Pomparan ni si Raja Naiambaton sisada anak sisada boru” dalam bahasa Batak Toba, yang dapat diartikan dengan ”Keturunan Raja Naiambaton adalah sama-sama pemilik putra dan putri,” yang dalam arti lebih luas lagi dapat diartikan bahwa ”Putra-putri keturunan marga-marga Naiambaton tidak boleh menikah satu sama lain.”

Informasi mengenai PARNA bisa di klik pada link berikut :
* Website parna www.parna.org
* Tulisan di Blog

Sunday, February 1, 2009

ANTRIAN DI ATM


Sabtu, 31.01.2009

Pagi pagi sudah bersiap diri untuk berangkat ke tempat kerja, seharusnya tidak masuk kareja karena tidak jadwal masuk, tapi singgah sebentar melihat ke office dan membaca beberapa email yang baru masuk dan email yang lain.

Jam 9.30 pagi saatnya pergi ke klinik BIP. Tujuan utama hari ini untuk cek kesehatan dengan dokter yang bertugas hari ini. Menunggu cukup lama dan tiba giliran dipanggil 45 menit setelah melakukan pendaftaran pasien.

Setengah jam melakukan konsultasi dengan dokter, banyak hal bermanfaat menyangkut kesehatan. i feel lucky today to meet the doctor. Setelah selesai konsultasi kemudian ambil resep dari dokter.

Jam 10.30 sampe 11.00 ngobrol dan minum kopi sebentar dengan teman di warung yang terletak tidak jauh dari Klinik, cerita panjang lebar tentang pekerjaan dan pengalaman di tempat kerja selama satu minggu terakhir.

11.15 partner kerja lama menelpon, janjian untuk mengarrange waktu agar bisa ketemu hari ini, sudah lama tidak bertemu, memanfaatkan waktu makan siang kemudian sepakat untuk bertemu jam 12.00

11.20 Antri di ATM untuk mengambil uang dan transfer uang untuk pembayaran buku, pintu lift terbuka dan terlihat tepat didepan lift orang2 antri untuk bisa menggunakan jasa ATM. Antrian sampai 20 orang.

Dari penampilan mereka adalah pekerja yang tinggal tidak jauh dari lokasi ATM, dan merupakan karyawan dari beberapa perusahaan yang terletak di kawasan industri tersebut, Terlihat dari seragam yang dipakai bermacam macam.

Keluar dari Lift saya antri tepat diurutan paling belakang, kemudian disusul orang lain yang ingin menggunakan jasa ATM yang sama. Lama menunggu terlihat barisan masih panjang.

Curiga dengan keadaan ini, kenapa lama sekali memakai ATM. kemudian saya coba untuk melihat ke depan, tiap orang yang memakai ATM cukup lama, terlihat dari belakang mereka menggunakan ATM masih Bingung, sehingga sangat hati hati dalam dalam menentukan pilihan trasnsaksi cukup lama rata rata 3 menit per orang untuk selesai menggunakan ATM. Kesimpulannya mereka tidak lancar dan sangat hati hati dalam melakukan transaksi mungkin karena takut salah melakukan transaksi karena jika salah transaksi mungkin akan ada kerugian. Apakah mereka baru memakai ATM?

Pertanyaan itu tidak terjawab ketika HP saya bunyi, ternyata teman lama yang datang sudah menunggu di tempat makan yang sudah dijanjikan. Mengingat jam makan siang mereka terbatas dan antrian didepan masih ada 10 orang maka dengan segera bergegas ke eskalator saya naik ke lantai atas tempat penjual makanan, sampai diatas segera memesan makanan yang tersedia banyak di sekeliling meja makan kemudian duduk satu meja dengan teman2 yang sudah menunggu sambil menikmati makanan dipiring mereka masing masing. Perbincangan mengenai pekerjaan yang sekarang dan kabar masing masing, tidak lupa juga mengingat kerja ketika masih partner dalam perusahaan yang sama 2 tahun yang lalu.

Jam 1 siang waktu makan siang mereka sudah selesai dan mereka harus kembali kerja sampai jam 2, saya langsung menuju ke ATM sebelumnya dan terlihat antrian masih panjang.

hmmmmm, kalo begini lebih dari 1 jam saya harus antri, lebih baik cari ATM yang lain aja, membosankan untuk antri dengan orang2 ini, gerutu dalam hati yang sudah mulai bosan antri panjang. Dengan melangkah cepat saya tinggalkan antrian panjang itu dan berharap di ATM yang saya tuju tidak terjadi seperti yang baru saja kualami.